Inna lillahi wainna ilaihi rajiun, Nahdliyin dan masyarakat Kabupaten Pati, Jawa Tengah kembali kehilangan salah satu ulama panutannya. KH Ahmad Minan Abdillah atau kerap disapa akrab dengan panggilan Kiai Minan menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (/2) pagi karena sakit pada usia 65 tahun.


Kiai Minan merupakan Pengasuh Pesantren Nurul Qur'an Kajen, Margoyoso, Pati. Putra keempat dari mendiang KH Abdullah Zein Salam, seorang ulama besar yang sangat dihormati.


Saat ini Kiai Minan masih tercatat sebagai Mustasyar PCNU Kabupaten Pati, ia juga pernah aktif mengajar di Perguruan Islam Matholi’ul Falah sebelum kesehatannya menurun akibat serangan stroke.


Selain memperdalam ilmu agama kepada ayahnya, ia merupakan alumnus Ma’had Al-Maliki di Kota Makkah Arab Saudi. Sebagai putra kiai besar, Kiai Minan mengikuti jejak ayahnya sebagai ulama yang berkonsentrasi dalam bidang ilmu Al-Qur’an.


Ketua MDS Rijalul Ansor Kabupaten Pati Abdullah Syafiq mengatakan, Kiai Minan merupakan sosok yang terbuka dan ramah. Memiliki kerendahan hati yang amat memukau siapa saja. Seumur hidupnya didedikasikan untuk mengajar Qur'an dan mempraktekkan jalan hidup Qur'ani.


"Banyak kiai yang menyebut beliau adalah salah satu paku buminya Qur'an. Keseharian beliau benar-benar mempraktekkan akhlak Qur'ani dalam semua hal. Contoh ideal seorang guru Qur'an,” terangnya.


Kiai Minan dikenal luas oleh masyarakat Pati sebagai tokoh penghafal Qur’an yang telah menetaskan ratusan penghafal lainnya. Tak berlebihan jika Syafiq menyebut Kiai Minan adalah paket komplit yang memadukan hafalan Qur’an dan tafsir yang dikandungnya.


“Beliau selalu berpesan penghafal Qur'an banyak, namun yang akhlaknya mencerminkan kemuliaan Qur'an tak banyak,” tambahnya.


Pria yang juga merupakan keponakan Kiai Minan ini mengatakan bahwa wafatnya Kiai Minan adalah kehilangan besar bagi umat islam di Kabupaten Pati. Sebab pengajar Qur’an yang hafal sekaligus memahami tafsirnya secara mendalam semakin berkurang.


“Kiai Minan adalah ulama kharismatik. Bahkan selama beliau terbaring sakit yang berlangsung lama, tetap khataman Qur'an secara istiqamah," jelasnya.


Kiai Minan wafat di kediamannya di Kompleks Pesantren Nurul Qur’an Kajen Margoyoso. Sakit stroke bertahun-tahun membuat kebugarannya menurun. Ia meninggalkan seorang istri, Nyai Maftukhah Minan yang juga merupakan pengajar Qur’an terpandang di Kabupaten Pati dan sekitarnya. Kiai Minan dikaruniai 5 orang anak. Jenazahnya dimakamkan di Desa Waturoyo Margoyoso Pati


Baca Selengkapnya disini


Baca Selengkapnya disini