Kisah Haru ðŸ˜ðŸ˜ Prank Berujung Maut, Sebelum Meninggal Siswi SMP Ini Kebingungan dan Menangis Ingat Tuduhan Temannya
Akhir-akhir ini, banyak bersliweran video prank seseorang baik untuk memberi kejutan atau surprise hingga sekedar untuk lucu-lucuan.
Kadang juga untuk konten yang akan disebarluaskan di medsos.
Kejadian sedih ini sudah berlangsung lama namun bisa menjadi peringatan bagi kita semua.
Terutama bagi mereka yang suka 'mengerjai' teman atau kerabat dekat dengan maksud memberi surprise kepada temannya yang berulangtahun.
Gara-gara ingin memberi surprise, salah-salah malah berujung maut bagi temannya yang sedang ultah.
Seperti kejadian tragis yang menimpa Maizatul Farhanah.
Siswi kelas VII.6 SMPN 3 Batam ini meninggal dunia Kamis (16/12/2010) sekitar pukul 04.00 WIB di rumah sakit Budi Kemuliaan (RSBK).
Ia mengalami depresi karena dikerjai oleh teman-teman sekolahnya, termasuk wali kelasnya yang bermaksud memberi surprise tepat di hari gadis tersebut berulang tahun yang ke- 13.
Mukhlasin (36), ayah Maizatul Farhanah yang ditemui Tribun di rumah duka, Perumahan Tiban Palem Blok C5 Nomor 2, Sekupang, Batam kemarin menuturkan, peristiwa itu terjadi hampir sebulan lalu.
Awalnya saat mau berangkat ke sekolah pada Jumat (19/11/2010), anaknya sempat bilang kepadanya untuk menjemput waktu pulang sekolah tepat waktu.
Alasannya, anak pertamanya dari dua bersaudara itu mengaku, bahwa dia takut dikerjain teman-temannya dengan melempar telor dan tepung di kepala karena hari itu bertepatan dengan ultahnya serta semua rekan sekolahnya juga sudah mengetahui.
"Saat pulang sekolah saya tanya kenapa di sekolah tadi. Dijawabnya tidak enak aja dikerjain temannya pas ultah," ujarnya menirukan jawaban anaknya.
Setelah itu pada Sabtu (20/11) sesudah pulang sekolah, dia terlihat bingung saaat mengerjakan tugas sekloah.
Anaknya sempat bilang kenapa jadi bingung.
Mendengar ini ibunya, Ratna langsung menyarankan kepada Maizatul untuk salat dhuha agar mendapat petunjuk dan ketenangan.
Tak disangka, anak itu menangis sejadi-jadinya usai shalat dhuha.
Kemudian Minggu (21/11) keluhan serupa kembali dilontarkan Maizatul, bahkan saat diajak bicara sudah tidak nyambung.
Tidak itu saja, Maizatul Farhanah juga saat mengaji sudah tidak lancar lagi seperti orang yang baru belajar ngaji.
Melihat kondisi ini, Maizatul Farhanah pun langsung dibawa ke rumah sakit Budi Kemuliaan (RSBK).
"Dia sempat siuman dan memanggil nama umi dan ayah. Namun setelah itu kondisinya terus menurun hingga anak saya menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (16/11) sekitar pukul 04.00," ujar Mukhlasin dengan mimik muka sedih.
Dituduh 'mencuri'
Lebih lanjut Mukhlasin mengatakan, sebelumnya anaknya sehat-sehat saja dan tidak memiliki riwayat mengidap penyakit berat.
Tapi setelah masuk rumah sakit ia diberitahu oleh dokter yang merawatnya, bahwa putrinya mengidap peradangan saraf.
"Anak saya juga mengalami infeksi jaringan otak dan pendarahan di bagian lambung karena tidak makan selama jatuh sakit," ujar Mukhlasin.
Wali kelas dan siswa kelas VII.6, SMPN 3 Batam tidak menyangka bila kejutan atau surprise buat ulang tahun (ultah) Maizatul Farhanah yang mereka rancang membuat anak itu jatuh sakit, bahkan sampai akhirnya meninggal dunia.
Seorang siswa kelas VII.6 SMPN 3 Batam yang tidak mau disebutkan namanya mengaku, awalnya memberikan suprise Maizatul Farhana karena dia ulang tahun hari itu, dengan membuat skenario, seakan-akan anak itu mencuri di kelas.
Teman-temannya lalu berinisiatif meletakkan handphone milik Sifa dan uang Rp 300 ribu milik Ziko ke kantong tas sekolah milik Maizatul.
Agar tidak ketahuan Maizatul, siswi malang itu diajak ke kantin oleh teman lainnya.
Setelah itu dia diajak kembali ke dalam kelas dan selanjutnya datang walikelas, serta berpura-pura menanyakan ada masalah apa karena suara berisik terdengar.
Ziko pun langsung memberitahukan bahwa uangnya hilang, begitu juga Sifa mengaku HP-nya ikut hilang.
"Ibu Yani (walikelas-red) langsung menyuruh empat siswa untuk menggeledah semua tas sekolah.
Terakhir HP dan uang yang hilang itu ditemukan didalam tas Maizatul Farhanah.
Dia pun langsung disuruh berdiri di depan kelas dan langsung ditanyai oleh ibu Yani. Habis itu baru semuanya menyanyikan lagu ultah (buat Maizatul)," ujarnya.
Tidak sampai disitu saja, Maizatul Farhanah pada Sabtu (20/11) sempat masuk sekolah, namun Senin (22/11) dia dikabarkan masuk rumah sakit karena depresi berat, yang kemungkinan besar akibat memikirkan dirinya sempat dituduh mencuri barang milik temannya di kelas.
"Saya kaget ketika mendapat kabar bahwa Maizatul Farhanah meninggal," imbuh temannya.
Ria dan Riki Kecewa
Wakil Walikota Batam (saat itu), Ria Saptarika dan anggota DPRD Batam (saat itu) Riki Indrakari yang membidangi pendidikan ikut kecewa atas tindakan walikelas yang ikut memberi surprise ultah berujung maut kepada Maizatul Farhanah.
Seharusnya sebagai pendidik menimbang wajar tidaknya surprise yang akan diberikan kepada Maizatul Farhanah.
Ria mengaku pemberian surprise ultah itu bagus.
Namun harus dipikirkan baik dan buruknya.
Berikanlah surprise yang wajar dan jangan yang negatif saja diberikan.
Akibatnya jika anak tersebut tidak bisa menerimanya akan membebani pikiran, sehingga dia mudah saja depresi dan berakibat fatal nantinya.
"Saya kenal baik dengan almarhumah Maizatul Farhanah. Karena dia teman anak saya sejak kecil dan juga selalu main ke rumah saya. Anaknya baik dan sikapnya juga sopan serta santun kepada setiap orang," ujar Ria.
Sementara Riki Indrakari menilai peristiwa ini terjadi karena anak-anak sering meniru budaya instan.
Karena temuannya meniru idolanya seperti artis dalam sinetron, film dan bintang iklan yang ada di televisi.
Kebiasaan buruk inilah banyak ditiru anak remaja saat ini.
Seharusnya seorang guru atau walikelas melarangnya bukan malah ikut menginterograsi Maizatul Farhanah, seolah-olah dia pelaku pencuri.
"Akibatnya, Maizatul Farhanah jadi depresi dan jatuh sakit karena memikirkan tuduhan dalam surprise tersebut," ujarnya.